Hmm.. barusan teriris hatiku karena ngelihat ada anak kucing 4 ekor di kardus dekat bak sampah asrama. Mereka kotor, sejak lahir nggak pindah tempat, dan induknya pun kelihatannya masih kecil (remaja) tapi sudah bunting. Hiks..
Akhirnya dengan serta merta aku ngambil tulang ayam bekas makan kemarin, aku kasih ke mereka. Juga udang dan ikan wader goreng yang dibawain Ibu dari rumah dan masih sisa banyak aku kasih ke mereka. Berharap bisa mengenyangkan perut mereka sejenak at least sampe nanti siang..
Miris sebenernya, ngeliat keadaan kucing-kucing asrama yang masyaAllah.. kotor, dekil, sakit-sakitan, suka mencuri, tidur di dekat sampah. Padahal IPB terkenal dengan fakultas Kedokteran Hewan terbaik se-Asia Tenggara, tetapi kenyataannya seperti ini.
Pas balik ke kemar, ketemu teman sebut saja namanya X. Dia nanya sama aku "kenapa?"
"Abis ngasih makan kucing.. Sedih banget ngeliat mereka....... *nyeritain soal kucing tadi*"
Setau aku, selama ini, teman saya yang X ini cukup peduli dengan sekitar, mengingat dia pun mahasiswi Kedokteran Hewan (KH). Dia juga pernah menyampaikan alasan mengapa memilih jurusan tersebut karena ingin melakukan banyak aksi penyelamatan hewan dengan visi misi yang cukup bagus menurutku.
Eh nggak taunya, mendengar saya bercerita soal kucing tadi, sampe hampir nangis, dia malah menjawab "udah nggak usah nangis, lebay banget deh.."
Seketika itu juga, dengan tetap menjaga sikap, aku keluar dari kamarnya dan menghela nafas.