In this world, no things last forever.
Ada pertemuan, ada perpisahan. Ada awal, ada akhir. Takdir tanpa perasaan memilih siapa yang dikehendakinya untuk bersatu atau berpamitan.
Hari ini salah seorang sahabat dekat saya pulang ke kampungnya untuk melaksanakan penelitian selama kurang lebih 2 bulan. Ya, hanya 2 bulan saja. Namun rasa kehilangan itu tetap tidak bisa saya pungkiri. Kemarin kami merayakan ulang tahunnya yang ke-22 tepat pada malam sebelum dia berangkat. Meski masih 10 hari lagi menjelang ulang tahunnya, kami tidak ingin melewatkan satu momen sekalipun. Karena setelah ini, mungkin akan ada banyak momen penting yang tidak lagi akan kami lalui lengkap berempat.
Saya, Ani, Devi, dan Rofiul.
Sudah kurang lebih 3 tahun kami mengenal dan dekat satu sama lain. Bermula dari persahabatan saya dan Ani yang sejak tahun pertama sudah satu kelas, kemudian mulai penjurusan di departemen Devi dan Rofiul mulai bergabung dengan kami. Selain mereka, ada juga sahabat saya Andi yang terkadang melengkapi kebersamaan kami. Saya sangat bersyukur, Allah berkenan memberi saya tempat curhat yang begitu setia selama ini.
Honestly, I am an introvert yet a lil bit anti-social person. Sejak pengalaman 2 tahun di SMA yang kurang membuat saya nyaman karena penuh tekanan sana-sini, saya agak sulit membangun hubungan baik dengan sebaya. Bukan apa-apa, semuanya murni karena kekurangan saya. Di hari keberangkatan saya ke Bogor, Ayah saya berpesan untuk selalu menjadi orang yang terbuka dan mudah bergaul. Ayah saya sangat khawatir kalau anak bungsunya ini kesepian tiada teman. Hal ini terbukti ketika saya tinggal di asrama dan merasa tidak begitu dekat dengan teman-teman satu kamar. Hari terakhir saya pindah dari asrama pun, saya masih menangis karena tidak berhasil membuat kesan yang baik di mata teman-teman saya. Tetapi sekali lagi, Allah begitu baik karena telah mengirimkan saya 4 bidadari yang kemudian mewarnai hidup saya selama kuliah di Bogor.
Meski begitu, beberapa kali saya pernah membuat dinamika di perjalanan persahabatan kami. Menjadi penyebab dari putusnya silaturahmi kami selama beberapa waktu, mencari-cari alasan untuk membuat jeda dalam kisah persaudaraan kami. Ketika masalah seperti ini tiba, saya sempat berpikir untuk menjauh dan menyendiri saja. But they’re always be the first person that apologize and forgive my mistakes also embrace my fear. Saya sangat pandai bersembunyi, dan mereka adalah orang-orang yang akan menemukan saya pertama kali. Saya sangat pandai bersandiwara, dan mereka adalah orang-orang yang akan mengetahui kelemahan saya. Saya sangat sulit mengungkapkan isi hati saya, dan mereka adalah orang-orang yang memaksa saya untuk bercerita dan jujur pada diri saya sendiri.
God, I’m crying again right now…
Ini adalah tahun terakhir kami di kampus. Sebentar lagi, insyaAllah, kami akan menempuh tahap-tahap selanjutnya untuk segera menyelesaikan tugas akhir. Mewujudkan impian dan cita-cita kami beserta harapan dari orang tua kami yang senantiasa mendoakan dari rumah. Hal ini berarti, kami akan melangkah pada jalan kami masing-masing. Kami tidak akan bersama-sama lagi setiap harinya. Kami tidak akan merayakan ulang tahun kami bersama-sama lagi setiap tahunnya. Dan hari ini, saya masih berasa belum sanggup untuk melewatkan hari-hari suka dan duka saya tanpa kehadiran mereka…
Saya tidak pandai berkata lisan, maka saya putuskan untuk menyampaikan rasa terimakasih saya lewat tulisan ini. Terimakasih yang begitu besar untuk kalian, wanita-wanita hebat yang tetap santun dalam kesederhanaan dan keshalihannya..
Terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup saya selama ini. Terimakasih sudah mengajarkan saya arti dari sebuah persaudaraan yang indah. Terimakasih sudah menjadi tempat saya mencurahkan segala kisah hidup yang saya alami. Terimakasih sudah mengingatkan dan menguatkan ketika diri ini mulai jenuh. Terimakasih sudah menerima saya apa adanya. Dan terimakasih telah menjadi hadiah terbesar dari Allah, yang insyaAllah nanti juga akan mengantarkan langkah kaki kita semua menuju surga-Nya. Aamiin :)
Hanya Allah, dan selalu saja Allah, yang akan membalas semua kebaikan kalian…
Kamis, 31 Maret 2016
Selasa, 15 Maret 2016
6 Alasan Kenapa Suka Korea
Hai! Sore ini aku mau sedikit
berbagi sama teman-teman tentang satu topik yang nggak pernah ada habisnya.
Well, belakangan aku lihat semakin menjamur demam korea-korea-an terlebih sejak
drama bergenre romance Song Joong Ki tayang di channel kbs world. Teman-teman
yang semula biasa saja bahkan nggak suka sama hal yang berbau korea jadi ikutan
menikmati kegantengan Kapteen Yoo Si Jin, bukan?
Kalau teman-teman berteman
facebook, instagram, line, atau bbm sama aku pasti tau banget kalau aku juga
turut menikmati gelombang kpop yang melanda pemuda Indonesia. Yeah, berikut
beberapa alasan kenapa demam korea ini sungguh menarik:
1.
Drama
dengan alur cerita yang sulit ditebak
Drama korea kebanyakan
mengangkat genre yang unik dan jalan cerita yang sulit ditebak. Tidak seperti
sinetron Indonesia yang setiap episodenya bisa kita ramal, drama korea memiliki
alur cerita yang seringkali mengejutkan. Selain itu, drama korea juga tidak
melulu soal percintaan. Genre yang diangkat sangat beragam mulai dari keluarga,
kedokteran, militer, action, sampai hantu. Ya romance seringkali dijadikan
bumbu pemanis yang membuat penonton penasaran.
(drama
nasionalis-romantis, Descendants of The
Sun)
Ohiya,
satu hal lagi. Drama korea tidak bertele-tele. Umumnya hanya 16-20 episode saja
(selalu kelipatan 4: 4, 8, 12, dst). Jarang banget ada drama yang episodenya
puluhan, dan tidak pernah sampai ratusan.
1.
Aktor
dan penyanyi yang detraining bertahun-tahun lamanya
Pernah
dengar Super Junior? Atau SNSD? Salah dua dari sekian ratus boy/girl band yang
ada merajai K-pop itu tidak terkenal secara cuma-cuma. Mereka dilatih oleh
agensi hiburan selama bertahun-tahun. Selama berlatih, mereka disebut sebagai
‘trainee’ dan diharuskan untuk pergi ke kantor agensi setiap harinya sepulang
sekolah/kuliah. Jangan salah, pendidikan bagi mereka masih harus diutamakan.
Bagaimapun, artis korea adalah lulusan universitas. Sama seperti mahasiswa pada
umumnya, ada yang lulus tepat waktu da nada yang tidak. Tapi, perbedaannya
dengan kita adalah mereka sudah bisa berkarya di bidang keahlian masing-masing
and even make much money from their own job! Keren, kan?
Indonesia
sering sekali menjadikan seseorang sebagai artis dadakan hanya bermodalkan
youtube, liat saja Nurman Kamaru atau Shinta Jojo. Karena terkenal dengan cara
instan, maka karir mereka di dunia hiburan pun hanya berlangsung dalam waktu
singkat. Hal ini sangat kontras dengan artis-artis di Korea yang sejak masih
sangat dini dibiasakan untuk berlatih maksimal untuk menuai hasil yang luar biasa
nantinya. Bagi para trainee, kerja keras ini masih belum juga cukup. Banyak artis yang tidak
jauh berbeda dengan pemuda korea pada umumnya, yang masa sekolahnya memilih
untuk kerja paruh waktu mulai dari penjaga minimarket, guru les, atau pelayan
kafe.
2.
Manajemen
yang profesional
Setiap
aktor dan penyanyi di Korea dinaungi oleh agensi hiburan yang me-manage
kegiatan mereka dengan baik. Bahkan, sebagian besar artis boy/girl band
diharuskan untuk tinggal dalam 1 asrama/mess selama mereka berkarir. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan mobilitas dan meningkatkan rasa kekeluargaan mereka. Maka
jangan heran, tidak hanya artis tetapi juga agensi mendulang kemashyuran dan
keuntungan dari karya artisnya. Tidak hanya itu, agensi juga cukup handal dalam
mengelola konflik para artis naungannya, baik skandal narkoba, masalah
keluarga, pasangan, maupun ras. Sebut saja SM, YG, JYP, Wollim Entertainment
yang berhasil menentukan nasib karir para artis yang terikat kontrak dengan
agensi mereka.
3.
Tidak
pernah kehilangan jati dirinya
Korea sangat kental akan
budaya yang khas. Mereka sangat bangga dengan kekayaan budaya dan alam yang
dimilikinya. Oleh karena itu, mereka membungkus semua kekayaan untuk kepetingan
pariwisata dengan sangat baik. Mereka ‘mengundang’ wisatawan lagi-lagi lewat
karya anak bangsa; apalagi kalau bukan kpop? Tempat-tempat budaya dilestarikan
lewat drama bertajuk sejarah, sedangkan keindahan alam terbalut rapi dalam
lantunan lagu yang easy listening.
Banyak teman-teman yang sering bertanya: Dengerin lagu korea ya? Emang ngerti
artinya? Well, sebagian kecil mungkin aku agak paham dan kalau sudah sering
nonton drama pasti juga bisa ikut bersenandung sedikit. Tapi, bahasa bukan
perkara besar jika sudah berhubungan dengan seni, bukan?
(video
music Yoona SNSD - Deoksugung Stonewall
Walk)
Bahkan,
hanya sesederhana jalanan berdinding batu (Stonewall
road) saja dipromosikan dengan baik melalui lagu Yoona SNSD – Deoksugung Stonewall Walk. Jalan yang
awalnya penuh mitos (pasangan yang berjalan di sana akan berpisah) justru
semakin ramai akan pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri.
1.
Tidak
hanya drama, reality show di televisi korea juga sangat menghibur
Misalnya running man, yang
unggul dengan games-games unik dan hadiah emasnya. Siapa sangka kalau setiap
games yang dilakukan member running man selalu diuji coba terlebih dahulu oleh
produsernya, untuk memastikan bahwa setiap games yang penuh resiko itu layak
dan aman untuk ditayangkan. Kemudian, siapa yang tahu kalau di balik polah lucu
bayi-bayi di The Return of Superman, ada pelajaran penting yang bisa diambil
oleh setiap pasang orang tua di seluruh dunia? Terdapat nilai-nilai parenting yang sangat bisa dipahami dari
reality show ini. Selain itu,
tayangan ini juga diharapkan mampu mendorong pasangan muda Korea untuk memiliki
keturunan. Tujuannya supaya regenerasi penduduk Korea terus berlangsung.
1.
Terakhir,
the great Samsung impact
Cerita
tentang keberhasilan Samsung mengalahkan Nokia bahkan Sony di pasar elektronik
khususnya smartphone tentu sudah
tidak asing didengar. Mereka patut bangga akan keberhasilan Samsung dalam
menyumbang 25% GDP Korea. Wow!
Konon katanya, yang membuat
Korea mampu menguasai gadget seluruh
dunia adalah semangat untuk terus menghasilkan produk baru. Inovasi adalah hal
yang diutamakan, dan seringkali CEO muda lah yang sukses menciptakan terobosan-terobosan
baru dari waktu ke waktu. Anak-anak Korea sedari dini sudah dijejali dengan
visi misi untuk menjadi bangsa nomor 1. Tidak seperti industry Jepang yang kaku
akan senioritas, Korea justru berharap besar pada pemikiran pemudanya. Maka
dari itu, berhubungan dengan alasan nomor 5, bangsa Korea menginginkan
regenerasi terus berlangsung demi memunculkan bibit-bibit baru yang unggul. Oh
iya, suka lihat juga kan di drama korea kalau yang jadi big boss/general
manager/CEO/director di industri atau perusahaan itu Oppa-Oppa, bukan Ahjussi
Ahjussi? Hehehe itu juga mungkin sebgai bentuk motivasi untuk para pemuda
supaya berani bermimpi besar :)
(produk
samsung diiklankan pula lewat drama-drama korea)
Oke, sekian dulu sharing kali ini. Semoga bisa mengubah
sedikit stigma kalian semua tentang hal-hal yang berbau korea. Yeah, aku memang
seorang fangirl yang demen nonton
cowo ganteng, tapi di balik itu semua.. ada banyak alasan yang membuat salah
satu negara macan Asia ini menginspirasi banyak pemuda. Tenang saja, sejauh
apapun melangkah aku akan tetap cinta Indonesia, kok. Hehe, semoga bermanfaat!
Anyyeong :D
Langganan:
Postingan (Atom)