Peran penting media sosial:
Bisa menjadi agen perubah presepsi karena publikasi tentang baik buruknya sesuatuPenyampai aspirasi lewat berbagai media yang pasti terbacaAktif dalam perkembangan karena pasti selalu updateAktif dalam pengambilan keputusan lewat tulisan-tulisan, koran, online, TV, radio, sebagai bahan pertimbangan
Saya lupa dapat pernyataan di atas darimana, yang jelas pernyataan ini saya catat di lembar khusus binder saya untuk saya jadikan bahan tulisan kali ini. Well, saya ingin mencoba mengisi blog dengan hal-hal bermutu tidak hanya curhatan semata, hehe
Yang pertama ingin saya sampaikan adalah : Saya bangga Bapak saya seorang wartawan.
Hal ini saya sadari sejak saya duduk di perkuliahan dan bertemu seorang kakak angkatan. Dia bertanya apa pekerjaan bapak, dan saya jawab wartawan. Kemudian kakak tersebut nampak sumringah dan bertanya ini-itu tentang profesi bapak, kami pun terlibat dalam pembicaraan seru tentang hal-hal berbau jurnalistik. Dan sedikit banyak, obrolan panjang lebar kami sedikit membuka cakrawala tentang pentingnya keberadaan media sosial serta perangkatnya sebagai agen penyalur suara rakyat untuk kemajuan bangsa Indonesia.
"Saya amaze banget sama bapak kamu, Aulia. Dari dulu saya selalu ingin jadi wartawan. Doakan ya semoga saya bisa lulus dari IPB dan mengikuti jejak bapak kamu."
Begitu kata kak Dian, kakak angkat saya yang kini sedang mengerjakan tugas akhirnya di program studi Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat angkatan 46, IPB.
Saya sendiri, saat mendengar kalimat itu jujur merasa sangat senang dan terharu. Salut sama profesi Bapak sebagai 'kuli tulis' sebuah surat kabar lokal yang turut serta dalam memperjuangkan aspirasi banyak orang. Setiap hari bapak menulis hal-hal yang tidak dapat disampaikan lewat kata, lalu terwujud dalam sebuah berita yang keesokan harinya akan dibaca seluruh lapisan masyarakat mulai dari tukang becak hingga mungkin, gubernur atau wali kota.
Pernah dengar soal lembaga legislatif pemerintah atau yang biasa kita panggil wakil rakyat? Lewat mana mereka mendengar aspirasi kita? Apakah mereka melalukan survey tentang suatu kasus setiap harinya dan merata pada seluruh rakyat di Indonesia? Lalu bagaimana mereka menentukan kebijakan apa yang harus dilakukan pemerintah untuk kesejahteraan kita?
Kuncinya hanya satu, jawabannya mutlak: semua ada pada peran media.
Menurut KBBI, media didefinisikan sebagai perantara-penghubung, alat (sarana) komunikasi sepert ikoran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk yg terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb). Dua pihak yang saya soroti kali ini adalah rakyat dan pemerintah, tentu saja. Media yang terbit, muncul, dan senantiasa berkembang (update) setiap harinya menjadi tolak ukur tentang sudah sejauh apa pemerintah mendengarkan rakyatnya langsung berbicara. Media juga bisa menjadi acuan pengambil kebijakan dalam membuat dan memutuskan suatu perkara. Sifatnya dinamis, senantiasa bergerak dan berubah-ubah, terkadang subjektif, tetapi lebih sering menjadi objektif karena ia mampu mengubah nilai tentang baik buruknya suatu hal di mata semua manusia.
Siapa perangkat media (yang menerbitkan dan membuat media) tersebut?
Para pejuang aspirasi, wartawan di seluruh negeri.
Setiap menit dan detik mereka gunakan untuk mencari tahu dan menulis fakta, mencoba membuka wawasan rakyat supaya kebenaran dapat ditegakkan, mengembangkan pikiran rakyat tentang bagaimana seharusnya bangsa ini menemukan solusi pada suatu permasalahan. Dan seringkali, justru karena hal inilah mereka banyak dibenci, diancam, tentu saja oleh para pembohong yang kini duduk di kursi kedudukan tingginya.
Lucu sekali, di satu sisi mereka dihargai karena mencoba membantu kinerja pemerintah dalam menyerap aspirasi rakyat, namun di sisi lain usaha mereka ini malah dicaci karena dianggap terlalu kepo. Hahaha
Pada akhirnya, saya selalu bangga karena bapak salah satu dari mereka para pejuang aspirasi yang sudah sejak lama berkecimpung di lautan massa. Bapak sangat kritis, menanggapi masalah-masalah sosial menurut idealismenya sebagai seorang wartawan, sangat berani karena beliau berkata benar. Bapak, kakek, om, dan tante saya yang semuanya kuli tulis banyak memberikan perubahan bagi sekitarnya, dalam skala kecil keluarganya termasuk saya, dan dalam skala besar yaitu kita semua rakyat Indonesia.
Saya sering berkeinginan untuk bisa menjadi seperti mereka, tetapi sepertinya Allah menggariskan jalan yang berbeda. Yang jelas, saya berharap keberadaan orang-orang seperti mereka selalu berada dalam garis dan niat yang lurus untuk kemajuan bangsa kita, seperti yang pernyataan awal tadi saya baca.
Sebagai penutup, sebenarnya agen pengubah masa depan Indonesia ini ada di tangan kita semua sebagai generasi penerus bangsa, bukan di tangan SBY atau Boediono, karena Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka (QS 13:11).
yang terakhir, HIDUP MAHASISWA! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!
ditulis oleh: Aulia M Khatami, Departemen Informasi-Komunikasi-Jurnalistik BEM TPB IPB 2013.
Media harus diisi orang-orang yang visioner, agar benar-benar bisa dan mampu memperjuangkan aspirasi.
BalasHapusYang paling membahagiakan saat menekuni profesi ini adalah ketika tulisan kita mampu memanggil nurani, menggerakkan pembaca untuk kemudian saling membantu, menolong yang lemah, sebagai sesama manusia yang perlu saling menemani di dunia ini. :)
iya, betul banget. itu yang bikin aku salut sama lik upik.. ;)
Hapustak post ng pesbukku, apik thul. cemungudh eaa adeek... ufufufufufufufufuuuu~
BalasHapus*betewe, iki blogku jaman kawak tur ra tau tak bukak* wakakakakakaka
"JUJUR" itu kunci utama dari media dan jurnalistik yang baik aul :)
BalasHapus