Jumat, 15 November 2013

Pacaran yang Aneh

Tentang PACARAN
Beberapa minggu terakhir aku disibukkan dengan agenda kampanye salah satu teman yang mencalonkan diri menjadi ketua bem fakultas. Dia memintaku menjadi salah satu ‘tim sukses’ yang nantinya akan berusaha sebisa mungkin mencari dukungan ke sana-sini, mengerahkan banyak massa untuk ikut pemilihan raya wilayah yang sebentar lagi akan digelar.
Anggota tim sukses tersebut cukup banyak, salah satunya sebut saja Bayu (oke, nama samaran). Setelah beberapa minggu bekerja sama, akhirnya kemarin kami sampai pada puncak kampanye yaitu ketika diadakan karnaval, mengarak pasangan calon ketua-waketua bem ini keliling fakultas.

Selepas itu, di meja praktikum tepat setelah karnaval berakhir dan aku kembali ke dunia nyata (kuliah)..
“Aul, Bayu ikut Tim Sukses?” tanya Fani (nama samaran juga), yang baru-baru ini aku tahu kalau dia pacarnya Bayu.
“Iya.. Cie.. Kenapa, fan?” jawabku santai.
Eh, si Fani kok mendadak jadi galak. “Keluarin aja dia dari TS..” Dengan muka jutek, tanpa memandangku.
“Lho, kenapa?” Heran, dong. Aku kira si Fani ini bercanda, ternyata dia serius :O
“Aku nggak suka dia ikutan begituan, semua yang aku larang kalau dia langgar pasti dia bakal celaka. Lihat aja.” Jawabnya sinis.
“Heyyy.. Jangan lahhh...” Menurutku, Bayu bagus kok kinerjanya.  Bayu aktif mempromosikan calon pasangan ketua bem yang kami usung. Dan kami juga sedang berusaha buat memenangkan calon pemimpin yang paling ideal dan terbaik buat fakultas. Apanya yang salah?
“Nggak, bilangin aja. Ingetin dia. Ini udah komitmen.” Tambah Fani
Aku pun merasa terpojokkan. Katanya sayang, kok mendoakan yang tidak baik?

Well, di sini aku awalnya mengira kalau Fani ini marah karena mungkin waktu yang Bayu punya jadi sedikit tersisa karena kegiatan kami sebagai tim sukses memang cukup padat. Namun seusai percakapan di atas dan praktikum pun berakhir, aku lihat Fani buru-buru pulang dengan mata sedikit sembap dan hidung merah akibat menahan tangis. Selama praktikum berlangsung pun dia bersikap cuek dan cenderung diam, beda dengan biasanya.
Duh.. ada yang janggal, nih. Batinku sampai akhirnya saat aku menulis tulisan ini, akhirnya aku bisa melihat dengan kacamata yang cukup jelas sebuah opini mengenai dua orang yang saling mengikatkan diri dengan status PACARAN.