“Al , sukses ya. Aku mencintaimu karena Allah..”
Saya
baru selesai sholat maghrib ketika satu sms dari sahabat saya bernama Hana Maulida ,
atau yang kerap kali dipanggil Nana, masuk. Entah kenapa, atau mungkin karena
suasana hati saya yang belakangan terlampau melankolis, saya seketika
menitikkan air mata. Bahkan, ketika saya hendak mengaji air mata saya semakin
tumpah, saya menangis. Padahal, baru tadi siang saya bertemu dengan Nana di
sekolah sma dulu. Tetapi rasanya trenyuh
ketika saya membaca ulang isi sms tersebut yang mungkin bagi Nana hanya guyonan
saja, karena saya dan Nana baru beberapa hari yang lalu membiasakan kalimat
“Aku mencintaimu karena Allah” ini, karena sebelumnya kami begitu asing dan
kagok untuk saling berkata demikian.
Namun,
seperti tersengat sesuatu (hal yang sama yang membuat saya menitikkan air mata)
saya kemudian menyadari betapa Allah sayang sama saya. Saya memaknai benar isi sms sahabat saya tersebut. Kasih yang Beliau limpahkan tak hanya datang
langsung begitu saja, melainkan juga tersalurkan lewat orang-orang di sekitar
saya yang selama ini banyak menyemangati saya ketika saya sedang down. Seperti
saat ini.. *duh, curcol* hehehe
Maka
malam ini, saya ingin sedikit bercerita tentang sahabat saya yang satu ini.
Nana
adalah salah satu orang yang sering jadi tempat pelarian saya ketika saya
sedang banyak masalah. Kami berkenalan 3 tahun yang lalu di kelas akselerasi
SMA 1 Karanganyar *oke, ini terlalu bertele-tele* Hahaha :D
Nana
dan saya memiliki hobi yang sama, berorganisasi. Menyibukkan diri dengan banyak
kegiatan dan berkumpul dengan berbagai komunitas untuk menambah pengalaman.
Walau begitu, Nana dan saya sangat berbeda watak. Dia seperti kebanyakan tipe
darah O pada umumnya, baik hati-tidak sombong-suka menolong-lemah lembut-dan lain
lain. Sedangkan saya seperti kebanyakan tipe darah A pada umumnya,
tegas-perfeksionis-jutek-ambisius-keras kepala-dan sebagainya. (Well, saya
termasuk yang berkeyakinan bahwa tipe darah mempengaruhi sifat seseorang. Akan
dibahas di lain waktu hehehe). Nana juga punya pemikiran jangka panjang yang
matang, mungkin karena beliau jauh lebih dewasa dan tua daripada saya *peace,
Na!*
Selama
mengenal Nana, ada hal lucu yang selalu membuat saya tertawa. Dulu waktu
pertama kali masuk keklas akselerasi, saya kesal setengah mati sama Nana. Ya,
saya akui itu. Alasannya simple, hanya karena Nana selalu menggunakan bahasa Indonesia
saat berbicara dan terkesan eksklusif di antara murid-murid baru. Namun
lama-kelamaan, saya mulai mengenal pribadi Nana dan dia pun mulai bisa
beradaptasi dengan baik menggunakan bahasa Jawa di kelas, jadi kekesalan itu
luntur seiring berjalannya waktu. Cieeeeh :p
Sampai
saat ini, terakhir kali saya sms Nana karena lagi butuh banget solusi karena
*lagi-lagi* masalah, Nana masih stand by membalas sms saya tepat waktu. Dia
salah satu sahabat yang sesibuk apapun masih sempat membalas curhatan gaje
teman-temannya terutama saya, dan saya salut akan hal itu.
Satu
hal yang terus saya ingat dari Nana adalah, dia orang yang selalu meyakinkan
saya bahwa banyak orang di dunia ini menyayangi saya. Kalimat ini disampaikan
Nana ketika saya sedang down karena masalah kelas beberapa bulan silam. Dan sampai
sekarang kalimat itu saya tulis di buku-buku saya untuk meyakinkan hal yang
sama, bahwa banyak orang sayang sama saya termasuk Nana :”)
Untukmu,
Hana Mini *ahh.. jadi kangen sama Teletubbies juga nih*
Terimakasih
atas waktu dan kesediaannya menjadi salah satu sahabat terbaikku. Semoga Allah
membalasa segala jasa, perhatian, dan kebaikanmu. Aku pun, insyaAllah
mencintaimu karena-Nya.. *CIEEEE HAHAHA* :D Sukses, coy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar