Sabtu, 28 Juli 2018

Tips dan Trik Test CPNS ala Aulia


Assalamualaykum!
Apa kabar semua? Semoga semuanya dalam kondisi sehat wal afiat.
Astaga sudah berapa lama sejak terakhir kali update ini blog? Sampai sudah karatan. Hehe
Jadi pada kesempatan kali ini aku akan coba untuk sharing pengalaman daftar sampai keterima jadi abdi negara alias CPNS. Since I had been asked for many times about this, capek juga kalo satu persatu dijawab dengan hal yang sama… so I decide to write about this topic, mudah-mudahan bermanfaat buat semua.
Oke, pertama-tama aku mau bersyukur banget karena di usia 22 tahun ini Alhamdulillah sudah dinyatakan lulus diklat prajabatan yang menjadi momok setiap CPNS angkatan baru. Dimana “katanya” diklat ini hanya digelar 1 kali seumur hidup jadi CPNS, dan ketika *amit-amit* ga lulus ya mohon maaf status CPNS nya digagalkan alias batal jadi abdi negara. Tapi sebelum melangkah lebih jauh kesana, mari kita bahas 1 persatu persiapan pendaftaran CPNS 2017 yang kemarin aku lalui yaa.
Beberapa hal yang menurutku penting banget diperhatikan di proses kemarin;

1.      Pemilihan formasi dan jabatan
Ketika diumumkan pembukaan CPNS 2017 gelombang kedua buat beberapa Kementerian, aku statusnya masih mahasiswa pascasarjana yang lagi kebingungan antara menyelesaikan thesis tepat waktu atau mencari pekerjaan. Waktu itu berdasarkan saran keluarga terutama Bapak, aku diminta untuk mencoba daftar di Kementerian yang sesuai dengan jurusan yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (disingkat KKP).
Aku jelaskan dulu ya bahwa formasi CPNS itu dibagi jadi 3: umum, cumlaude, dan disabilitas. Di grup kelas sempat ramai dibahas bahwa kebanyakan lowongan dibuka untuk KKP sendiri kebanyakan adalah untuk formasi cumlaude dengan penempatan kebanyakan di kantor pusat Jakarta (seberang Monas dan stasiun Gambir). Well, I was slightly offended when people said it was unfair because KKP only wants cumlaude graduate.. mengingat betapa sulitnya mencari nilai bagus sepanjang 4 tahun kuliah sarjana di IPB (khususnya MSP). I admit that the process on being bachelor of fishery wasn’t easy at all, but fortunately I made it to have cumlaude  grade. But what did make me offended was because my friends said it’s unfair and seemed to blame the fault on us -who tried so hard in class just to have almost all A grades.  Despite that, menurutku kebijakan bu Susi untuk membuka banyak lowongan untuk lulusan terbaik adalah adil toh ada juga beberapa lowongan terbuka untuk formasi umum. Mengapa ini penting untuk kubahas? Karena ini sangat berkaitan sama pemilihan jabatan di pendaftaran CPNS tersebut.
You know, ketika kamu memilih formasi cumlaude sudah pasti sainganmu akan semakin berat karena semuanya adalah orang terpilih dari berbagai almamater. Waktu itu aku sempat mikir, apakah aku baiknya ambil formasi umum saja di Kementerian lain ya? Tapi kok kesannya seperti mengambil jatah orang lain, jadi aku putuskan untuk tetap pada jalurku sendiri.

Aku masih galau parah ketika portal pendaftaran CPNS sudah dibuka, beberapa kawan yang sudah mantap memilih langsung mencoba untuk daftar dan upload online semua persyaratan sementara aku masih bingung memilih jabatan apa. Waktu itu aku galau antara Analis Kebijakan atau Analis Kerja Sama, di mana keduanya punya kualifikasi yang sangat berbeda. Analis Kebijakan mensyaratkan Sarjana Perikanan sedangkan Analis Kerja Sama mensyaratkan Sarjana Manajemen Sumberdaya Perairan/Sarjana Hubungan Inetrnasional/Sarjana Bahasa Inggris. Saran dari bulik paklikku waktu itu adalah pilih yang jurusannya paling spesifik. Alasannya adalah karena semakin spesifik kualifikasinya, semakin sedikit pula saingannya. Okay, kalo gitu aku pilih Analis Kerja Sama. Terbukti, waktu aku bandingkan dengan kawan sejurusan yang daftar di jabatan lain, sainganku terhitung sangat sedikit. Apalagi kalau dibandingkan dengan penerimaan formasi umum, mereka bisa 1 banding ribuan sementara aku hanya 1 banding puluhan/ratusan *lupa hehe
Kegalauan belum berakhir guys! Waktu memulai proses daftar online, aku masih diharuskan memilih penempatan dimana. Karena analis kerja sama waktu itu ditawarkan di 5 atau 6 unit kerja yang berbeda. Atas saran saudara, aku pilih di unit kerja yang penempatannya di kantor Gambir dan foila… jadilah aku nyasar di Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, which is sebenernya bukan jurusanku banget (meski masih berhubungan). Tetapi Alhamdulillah, up until now aku merasa kalau ini adalah pilihan Allah yang terbaik. Lingkungan kerja Alhamdulillah nyaman, bos dan rekan kerja baik, beban kerja nggak ngoyo, dan yang terpenting tunjangan kinerja tinggi hehe.
Saranku, pemilihan formasi dan jabatan serta penempatan unit kerja ini menjadi kunci dari semua proses pendaftaran CPNS yang kulalui. Buat yang muslim aku sarankan selalu melibatkan Allah dan minta doa orang tua di setiap keputusannya, dan jangan lupa juga absorb semua informasi yang kamu bisa gali dari semua orang. Akan lebih baik lagi kalo kamu bisa korek informasi dari orang dalem (inner circle) terkait tugas dan fungsi, beban kerja, serta peluang kamu untuk ambil formasi/jabatan di unit kerja tersebut. Ingat yaa, sekarang semuanya sportif dan persaingan sehat. Nggak ada pakai bayar-bayar orang dalem untuk bisa diterima jadi CPNS. I prove it my self!
2.       Ada 3 tahap seleksi
Pertama SKD (Seleksi Kompetensi Dasar), lalu SKB (Seleksi Kompetensi Bidang), dan Interview. SKD itu dibagi lagi jadi 3 test, TWK (Test Wawasan Kebangsaan) – TIU (Test Intelegensia Umum) – dan Test Kepribadian.
TWK itu materinya banyak banget mulai dari peraturan perundang-undangan dasar sampai sejarah. Sementara TIU (biasa disebut Test Potensi Akademik, tp bukan test IQ) itu isinya soal artimatika, deret angka huruf, penalaran analitis, analogi, sinonim, antonim, pokoknya hitungan dan bahasa.
Semuanya dirangkum dalam 100 soal yang dikerjakan selama 90 menit. Karena kemampuan berhitungku sudah berkurang, waktu itu nggak semua soal terselesaikan. Tetapi Alhamdulillah Allah kasih aku lolos di setiap tahapnya (nilaiku pas-pas an sebenarnya). Oh ya, 1 hal penting yang membedakan formasi cumlaude dan umum. Kalau formasi umum kamu harus lolos TWK dengan nilai minimum 80 (ini passing grade nya). Kebanyakan orang gagal disini, jadi hati-hati ya! Sementara kalau formasi cumlaude nggak pakai passing grade. Asalkan nilaimu termasuk 3 (atau 6, tergantung kebutuhan) tertinggi maka kamu akan lolos ke seleksi berikutnya.
SKB dibagi menjadi 3 juga, yaitu psiko test – TKB (test kemampuan bidang) – dan test Koran (yang pegel banget ituuuu). Nah, untuk SKB ini beda-beda yang tiap Kementerian/Lembaga. Teman-teman di Kementerian Kehutanan kemarin disertai Test Kesamaptaan, sedangkan LIPI hanya TKB aja tok tiiiil~
Terakhir yaitu wawancara, akan kubahas di point nomor 4 yaa.
3.       Belajar buku persiapan test
Aku beli buku di Gramedia (sekarang udah dikasih ke temen hehe). Yang jelas bukunya warna hitamkombinasi kuning  yang ada contoh soal perikanannya, maka dari itu kubeli. Pada kenyataannya, ketika SKB hanya seupil soal berbau perikanan. Hal ini karena soal-soal di TKB itu sepertinya sudah disesuaikan dengan formasi/jabatan yang kita ambil. Nah berhubung aku daftarnya analis kerja sama, jadi ya gitu deh (sejujurnya aku udah lupa soalnya tentang apa, yang jelas sebagian besar bukan perikanan). Tetapi kakak kelasku yang daftar analis konservasi, kebanyakan soalnya adalah terkait perikanan hehe. Jadi bersiap ya guys dengan semua kemungkinan yang terjadi J Yang jelas, jangan pada berharap soal di buku persiapan test itu mirip dengan aselinya. Perbedaannya, soal di buku kebanyakan singkat sementara soal yang aseli itu panjang banget. Saranku, biasakan baca cepat tapi teliti untuk memahami pertanyaan di SKD maupun SKB. Meski begitu, buku ini mempermudah kita unutk belajar materi TWK yang banyak banget dan membuat kita punya gambaran, ohh kira-kira pertanyaannya tentang ini toh. Begitu~
4.       Wawancara dengan psikolog dan pejabat tinggi
Nah, ini yang biasanya penuh dengan subjektivitas. Banyak pro-kontra terkait dengan tahapan ini karena ya… bagaimana bisa sih kita menilai seseorang berdasarkan 30-45 menit wawancara? Itu sih urusan psikolognya ya, hehe tetapi yang jelas harus semakin hati-hati di tahap ini. One statement from you could save or damage your profile in front of the interviewer. Kasus yang banyak ditemui di KKP kemarin adalah adanya istilah TDR (tidak direkomendasikan). Jadi bisa aja kandidat terpilih nilainya paling tinggi dengan ranking tinggi juga tetapi di pengumuman tertulis TDR. Masih misteri sih adanya keputusan TDR ini karena sepertinya ini berdasarkan pertimbangan psikolog atau pejabat yang mewawancarainya. Yang jelas tips dan trik dariku pada tahapan ini adalah you must know the object before being the object itself. Coba kenali dengan baik instansi tempatmu mendaftar, jabatan dan formasi serta unit kerja yang kamu pilih, bahkan kalau bisa orang yang mewawancaraimu. Biasanya pejabat yang mewawancarai itu Eselon 2 atau 3 ya, at least we know what's his or her name, what his face looks like, what he come from (latar belakang).. kemarin sih aku cari tahu dulu di website bahkan aku kepoin akun sosmed beliau. 
Persiapanku sendiri sebelum wawancara kemarin adalah menghafalkan semua visi misi KKP dan visi misi tiap Direktorat Jenderal, tugas fungsinya, deskripsi dari jabatan yang kupilih, serta sejarah dari instansi secara umum. Pada kenyataannya, hal itu berguna ketika diwawancarai. Meski nggak sama persis, yang jelas visi misi dan sejarah Kementerian kamu harus tau dong. Selain itu, pertanyaannya ya meliputi kepribadian (karena dengan psikolog ya), kelebihan kekurangan, terus moto hidup dan tokoh yang dijadikan idola, kaya gitu-gitu lah standar. Hehe tetapi tentu jangan dianggap enteng, karena semua jawabanmu akan menggambarkan bagaimana watak dan kepribadianmu di mata interviewer. Oh ya, biasanya akan ada pertanyaan studi kasus misalnya gimana kalau kamu menghadapi ada praktek korupsi, gratifikasi, dan lain-lain. Jawab saja sesuai dengan hal yang kita percayai benar, hehe alias berlandaskan agama dan nilai-nilai ANEKA ASN (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi Aparatur Sipil Negara). Atau boleh juga cari tau tentang peran dan kedudukan PNS, bedanya ASN dan PNS, menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014.
Menurutku, ada 3 hal yang penting yang harus dipelajari adalah pertama, bagaimana menyampaikan kekurangan diri dalam bahasa yang positif. Misalnya, aku orangnya gampang ragu.. itu kusampaikan sebagai “saya orang yang penuh pertimbangan”, atau “saya membutuhkan dukungan orang lain dalam pengambilan keputusan” hehe. Yang kedua, sopan santun dan etika. Sampaikan dengan bahasa Indonesia yang baku tetapi tidak kaku, karena wawancara biasanya bersifat serius tapi santai. Tegang sih nggak, cuma deg-deg-an aja hehe *lah apa bedanya? Terakhir, kamu pasti akan ditanya “mau nggak ditempatkan di pelosok daerah yang terisolir?” Nah, berdasarkan pengalaman kemarin teman-temanku ada yang menjawab enggak, kemudian mereka gagal di seleksi wawancara. Aku sih kemarin jawab saja iya, toh sebelumnya sudah diminta buat surat keterangan bersedia ditempatkan dimanapun. Jadi apa boleh buat? Meski dalam hati enggan, tapi ke depan insyaAllah pasti ada solusi terbaik dari Allah kok..
Pokoknya harus sungguh-sungguh ya di sepanjang proses di atas kalo mau bener lolos.. jangan setengah-setengah karena terpaksa nurut apa kata orang tua aja. Udah ah kebanyakan nulis. Mohon maaf kalau kepanjangan tetapi itu semua karena aku merasa merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam seleksi Pegawai Negeri Sipil. Last but not least, mengutip quote dari pak Ridwan Kamil.. “Kesukesan itu datangnya dari bagaimana kita berdamai dengan takdir dan bergerak menyiasatinya dengan ikhtiar, baru diperkokoh dengan doa.” Dulu selama proses CPNS ini aku rutinkan berdoa setelah adzan.. karena itu waktu doa diijabah kan? hehe ini 1 tips ya buat yg muslim.. belum pernah aku bagi ke siapapun lho!
Hatur Nuhun sadayana! Untuk yang masih ada pertanyaan di luar bahasan di atas, feel free to ask via instagram @auliam96 :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar