Assalamualaykum!
Apa kabar semua? Semoga semuanya
dalam kondisi sehat wal afiat.
Astaga sudah berapa lama sejak
terakhir kali update ini blog? Sampai sudah karatan. Hehe
Jadi pada kesempatan kali ini aku
akan coba untuk sharing pengalaman daftar sampai keterima jadi abdi negara
alias CPNS. Since I had been asked for many times about this, capek juga kalo
satu persatu dijawab dengan hal yang sama… so I decide to write about this
topic, mudah-mudahan bermanfaat buat semua.
Oke, pertama-tama aku mau
bersyukur banget karena di usia 22 tahun ini Alhamdulillah sudah dinyatakan lulus diklat prajabatan
yang menjadi momok setiap CPNS angkatan baru. Dimana “katanya” diklat ini hanya
digelar 1 kali seumur hidup jadi CPNS, dan ketika *amit-amit* ga lulus ya mohon maaf
status CPNS nya digagalkan alias batal jadi abdi negara. Tapi sebelum melangkah
lebih jauh kesana, mari kita bahas 1 persatu persiapan pendaftaran CPNS 2017
yang kemarin aku lalui yaa.
Beberapa hal yang menurutku
penting banget diperhatikan di proses kemarin;
1.
Pemilihan
formasi dan jabatan
Ketika diumumkan
pembukaan CPNS 2017 gelombang kedua buat beberapa Kementerian, aku statusnya
masih mahasiswa pascasarjana yang lagi kebingungan antara menyelesaikan thesis
tepat waktu atau mencari pekerjaan. Waktu itu berdasarkan saran keluarga
terutama Bapak, aku diminta untuk mencoba daftar di Kementerian yang sesuai
dengan jurusan yakni Kementerian Kelautan dan Perikanan (disingkat KKP).
Aku jelaskan
dulu ya bahwa formasi CPNS itu dibagi
jadi 3: umum, cumlaude, dan disabilitas. Di grup kelas sempat ramai dibahas
bahwa kebanyakan lowongan dibuka untuk KKP sendiri kebanyakan adalah untuk
formasi cumlaude dengan penempatan
kebanyakan di kantor pusat Jakarta (seberang Monas dan stasiun Gambir). Well, I
was slightly offended when people said it was unfair because KKP only wants cumlaude graduate.. mengingat betapa
sulitnya mencari nilai bagus sepanjang 4 tahun kuliah sarjana di IPB (khususnya
MSP). I admit that the process on being bachelor of fishery wasn’t easy at all,
but fortunately I made it to have cumlaude
grade. But what did make me offended
was because my friends said it’s unfair and seemed to blame the fault on us
-who tried so hard in class just to have almost all A grades. Despite that, menurutku kebijakan bu Susi
untuk membuka banyak lowongan untuk lulusan terbaik adalah adil toh ada juga
beberapa lowongan terbuka untuk formasi umum. Mengapa ini penting untuk
kubahas? Karena ini sangat berkaitan sama pemilihan jabatan di pendaftaran CPNS
tersebut.
You know, ketika
kamu memilih formasi cumlaude sudah pasti sainganmu akan semakin berat karena
semuanya adalah orang terpilih dari berbagai almamater. Waktu itu aku sempat
mikir, apakah aku baiknya ambil formasi umum saja di Kementerian lain ya? Tapi
kok kesannya seperti mengambil jatah orang lain, jadi aku putuskan untuk tetap
pada jalurku sendiri.
Aku masih galau
parah ketika portal pendaftaran CPNS sudah dibuka, beberapa kawan yang sudah
mantap memilih langsung mencoba untuk daftar dan upload online semua
persyaratan sementara aku masih bingung memilih jabatan apa. Waktu itu aku
galau antara Analis Kebijakan atau Analis Kerja Sama, di mana keduanya punya
kualifikasi yang sangat berbeda. Analis Kebijakan mensyaratkan Sarjana
Perikanan sedangkan Analis Kerja Sama mensyaratkan Sarjana Manajemen Sumberdaya
Perairan/Sarjana Hubungan Inetrnasional/Sarjana Bahasa Inggris. Saran dari
bulik paklikku waktu itu adalah pilih
yang jurusannya paling spesifik. Alasannya
adalah karena semakin spesifik kualifikasinya, semakin sedikit pula saingannya.
Okay, kalo gitu aku pilih Analis Kerja Sama. Terbukti, waktu aku bandingkan
dengan kawan sejurusan yang daftar di jabatan lain, sainganku terhitung sangat
sedikit. Apalagi kalau dibandingkan dengan penerimaan formasi umum, mereka bisa
1 banding ribuan sementara aku hanya 1 banding puluhan/ratusan *lupa hehe
Kegalauan belum
berakhir guys! Waktu memulai proses daftar online, aku masih diharuskan memilih
penempatan dimana. Karena analis kerja sama waktu itu ditawarkan di 5 atau 6
unit kerja yang berbeda. Atas saran saudara, aku pilih di unit kerja yang
penempatannya di kantor Gambir dan foila… jadilah aku nyasar di Ditjen
Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, which is sebenernya bukan jurusanku banget (meski masih
berhubungan). Tetapi Alhamdulillah, up
until now aku merasa kalau ini adalah pilihan Allah yang terbaik.
Lingkungan kerja Alhamdulillah nyaman, bos dan rekan kerja baik, beban kerja
nggak ngoyo, dan yang terpenting tunjangan kinerja tinggi hehe.
Saranku,
pemilihan formasi dan jabatan serta penempatan unit kerja ini menjadi kunci
dari semua proses pendaftaran CPNS yang kulalui. Buat yang muslim aku sarankan selalu melibatkan Allah dan minta doa
orang tua di setiap keputusannya, dan jangan lupa juga absorb semua informasi
yang kamu bisa gali dari semua orang. Akan lebih baik lagi kalo kamu bisa
korek informasi dari orang dalem (inner
circle) terkait tugas dan fungsi, beban kerja, serta peluang kamu untuk
ambil formasi/jabatan di unit kerja tersebut. Ingat yaa, sekarang semuanya
sportif dan persaingan sehat. Nggak ada pakai bayar-bayar orang dalem untuk
bisa diterima jadi CPNS. I prove it my self!
2.
Ada 3
tahap seleksi
Pertama SKD (Seleksi Kompetensi Dasar), lalu SKB
(Seleksi Kompetensi Bidang), dan Interview. SKD itu dibagi lagi jadi 3 test,
TWK (Test Wawasan Kebangsaan) – TIU (Test Intelegensia Umum) – dan Test
Kepribadian.
TWK itu materinya banyak banget mulai dari peraturan perundang-undangan dasar sampai sejarah. Sementara TIU (biasa disebut Test Potensi Akademik, tp bukan test IQ) itu isinya soal artimatika, deret angka huruf, penalaran analitis, analogi, sinonim, antonim, pokoknya hitungan dan bahasa.
Semuanya dirangkum dalam 100 soal yang dikerjakan selama 90 menit. Karena kemampuan berhitungku sudah berkurang, waktu itu nggak semua soal terselesaikan. Tetapi Alhamdulillah Allah kasih aku lolos di setiap tahapnya (nilaiku pas-pas an sebenarnya). Oh ya, 1 hal penting yang membedakan formasi cumlaude dan umum. Kalau formasi umum kamu harus lolos TWK dengan nilai minimum 80 (ini passing grade nya). Kebanyakan orang gagal disini, jadi hati-hati ya! Sementara kalau formasi cumlaude nggak pakai passing grade. Asalkan nilaimu termasuk 3 (atau 6, tergantung kebutuhan) tertinggi maka kamu akan lolos ke seleksi berikutnya.
SKB dibagi menjadi 3 juga, yaitu psiko test – TKB (test kemampuan bidang) – dan test Koran (yang pegel banget ituuuu). Nah, untuk SKB ini beda-beda yang tiap Kementerian/Lembaga. Teman-teman di Kementerian Kehutanan kemarin disertai Test Kesamaptaan, sedangkan LIPI hanya TKB aja tok tiiiil~
TWK itu materinya banyak banget mulai dari peraturan perundang-undangan dasar sampai sejarah. Sementara TIU (biasa disebut Test Potensi Akademik, tp bukan test IQ) itu isinya soal artimatika, deret angka huruf, penalaran analitis, analogi, sinonim, antonim, pokoknya hitungan dan bahasa.
Semuanya dirangkum dalam 100 soal yang dikerjakan selama 90 menit. Karena kemampuan berhitungku sudah berkurang, waktu itu nggak semua soal terselesaikan. Tetapi Alhamdulillah Allah kasih aku lolos di setiap tahapnya (nilaiku pas-pas an sebenarnya). Oh ya, 1 hal penting yang membedakan formasi cumlaude dan umum. Kalau formasi umum kamu harus lolos TWK dengan nilai minimum 80 (ini passing grade nya). Kebanyakan orang gagal disini, jadi hati-hati ya! Sementara kalau formasi cumlaude nggak pakai passing grade. Asalkan nilaimu termasuk 3 (atau 6, tergantung kebutuhan) tertinggi maka kamu akan lolos ke seleksi berikutnya.
SKB dibagi menjadi 3 juga, yaitu psiko test – TKB (test kemampuan bidang) – dan test Koran (yang pegel banget ituuuu). Nah, untuk SKB ini beda-beda yang tiap Kementerian/Lembaga. Teman-teman di Kementerian Kehutanan kemarin disertai Test Kesamaptaan, sedangkan LIPI hanya TKB aja tok tiiiil~
Terakhir yaitu
wawancara, akan kubahas di point nomor 4 yaa.
3.
Belajar
buku persiapan test
Aku beli buku di
Gramedia (sekarang udah dikasih ke temen hehe). Yang jelas bukunya warna
hitamkombinasi kuning yang ada contoh
soal perikanannya, maka dari itu kubeli. Pada kenyataannya, ketika SKB hanya
seupil soal berbau perikanan. Hal ini
karena soal-soal di TKB itu sepertinya sudah disesuaikan dengan formasi/jabatan
yang kita ambil. Nah berhubung aku daftarnya analis kerja sama, jadi ya
gitu deh (sejujurnya aku udah lupa soalnya tentang apa, yang jelas sebagian
besar bukan perikanan). Tetapi kakak kelasku yang daftar analis konservasi,
kebanyakan soalnya adalah terkait perikanan hehe. Jadi bersiap ya guys dengan
semua kemungkinan yang terjadi J
Yang jelas, jangan pada berharap soal di buku persiapan test itu mirip dengan
aselinya. Perbedaannya, soal di buku
kebanyakan singkat sementara soal yang aseli itu panjang banget. Saranku,
biasakan baca cepat tapi teliti untuk memahami pertanyaan di SKD maupun SKB.
Meski begitu, buku ini mempermudah kita unutk belajar materi TWK yang banyak
banget dan membuat kita punya gambaran, ohh kira-kira pertanyaannya tentang ini
toh. Begitu~
4.
Wawancara
dengan psikolog dan pejabat tinggi
Nah, ini yang
biasanya penuh dengan subjektivitas. Banyak pro-kontra terkait dengan tahapan
ini karena ya… bagaimana bisa sih kita menilai seseorang berdasarkan 30-45
menit wawancara? Itu sih urusan psikolognya ya, hehe tetapi yang jelas harus
semakin hati-hati di tahap ini. One statement from you could save or damage
your profile in front of the interviewer. Kasus
yang banyak ditemui di KKP kemarin adalah adanya istilah TDR (tidak
direkomendasikan). Jadi bisa aja kandidat terpilih nilainya paling tinggi
dengan ranking tinggi juga tetapi di pengumuman tertulis TDR. Masih misteri sih
adanya keputusan TDR ini karena sepertinya ini berdasarkan pertimbangan
psikolog atau pejabat yang mewawancarainya. Yang jelas tips dan trik dariku
pada tahapan ini adalah you must know the object before being the object
itself. Coba kenali dengan baik instansi tempatmu mendaftar, jabatan dan
formasi serta unit kerja yang kamu pilih, bahkan kalau bisa orang yang
mewawancaraimu. Biasanya pejabat yang mewawancarai itu Eselon 2 atau 3 ya, at least we know what's his or her name, what his face looks like, what he come from (latar belakang).. kemarin sih aku cari tahu dulu di website bahkan aku kepoin akun sosmed beliau.
Persiapanku
sendiri sebelum wawancara kemarin adalah menghafalkan semua visi misi KKP dan
visi misi tiap Direktorat Jenderal, tugas fungsinya, deskripsi dari jabatan
yang kupilih, serta sejarah dari instansi secara umum. Pada kenyataannya, hal
itu berguna ketika diwawancarai. Meski nggak sama persis, yang jelas visi misi
dan sejarah Kementerian kamu harus tau dong. Selain itu, pertanyaannya ya
meliputi kepribadian (karena dengan psikolog ya), kelebihan kekurangan, terus
moto hidup dan tokoh yang dijadikan idola, kaya gitu-gitu lah standar. Hehe
tetapi tentu jangan dianggap enteng, karena semua jawabanmu akan menggambarkan
bagaimana watak dan kepribadianmu di mata interviewer. Oh ya, biasanya akan ada
pertanyaan studi kasus misalnya gimana kalau kamu menghadapi ada praktek
korupsi, gratifikasi, dan lain-lain. Jawab saja sesuai dengan hal yang kita
percayai benar, hehe alias berlandaskan agama dan nilai-nilai ANEKA ASN
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
Aparatur Sipil Negara). Atau boleh juga cari tau tentang peran dan kedudukan
PNS, bedanya ASN dan PNS, menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014.
Menurutku, ada 3 hal yang penting yang
harus dipelajari adalah pertama, bagaimana menyampaikan kekurangan diri dalam
bahasa yang positif. Misalnya, aku orangnya gampang ragu.. itu kusampaikan
sebagai “saya orang yang penuh pertimbangan”, atau “saya membutuhkan dukungan
orang lain dalam pengambilan keputusan” hehe. Yang kedua, sopan santun dan etika. Sampaikan dengan bahasa
Indonesia yang baku tetapi tidak kaku, karena wawancara biasanya bersifat
serius tapi santai. Tegang sih nggak, cuma deg-deg-an aja hehe *lah apa
bedanya? Terakhir, kamu pasti akan
ditanya “mau nggak ditempatkan di pelosok daerah yang terisolir?” Nah,
berdasarkan pengalaman kemarin teman-temanku ada yang menjawab enggak, kemudian
mereka gagal di seleksi wawancara. Aku sih kemarin jawab saja iya, toh
sebelumnya sudah diminta buat surat keterangan bersedia ditempatkan dimanapun.
Jadi apa boleh buat? Meski dalam hati enggan, tapi ke depan insyaAllah pasti
ada solusi terbaik dari Allah kok..
Pokoknya harus sungguh-sungguh ya di sepanjang proses di atas kalo mau bener lolos.. jangan setengah-setengah karena terpaksa nurut apa kata orang tua aja. Udah ah kebanyakan nulis. Mohon maaf kalau kepanjangan
tetapi itu semua karena aku merasa merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
seleksi Pegawai Negeri Sipil. Last but not least, mengutip quote dari pak
Ridwan Kamil.. “Kesukesan itu datangnya dari bagaimana kita berdamai dengan
takdir dan bergerak menyiasatinya dengan ikhtiar, baru diperkokoh dengan doa.” Dulu selama proses CPNS ini aku rutinkan berdoa setelah adzan.. karena itu waktu doa diijabah kan? hehe ini 1 tips ya buat yg muslim.. belum pernah aku bagi ke siapapun lho!
Hatur Nuhun sadayana! Untuk yang masih ada pertanyaan di luar bahasan di atas, feel free to ask via instagram @auliam96 :)
Hatur Nuhun sadayana! Untuk yang masih ada pertanyaan di luar bahasan di atas, feel free to ask via instagram @auliam96 :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar